Senin, 05 September 2016

Pemenang Lomba Artikel

Hai sahabat ENVIRO UINSA !!

Maaf sekali atas keterlambatan postingannya. Dalam memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada tanggal 5 Juni kemarin, kami dari Departemen Komunikasi dan Informasi mengadakan perlombaan artikel yang telah diikuti oleh para Enviro Uinsa. Setelah membaca semua artikel yang telah dikirim melalui e-mail HMTL UINSA, kami memutuskan untuk memilih saudari Syarifatul Hidayah dari Jurusan Teknik Lingkungan Angkatan 2014 sebagai pemenangnya. 

Selamat ya, untuk hadiahnya akan langsung diberikan oleh Ketua HMTL UINSA. Terimakasih banyak untuk para Enviro yang telah berpartisipasi dalam perlombaan ini. Harus tetap semangat ya para Enviro, selamatkan bumi untuk masa depan bangsa. Salam Lestari !!

Sampah Pembawa Berkah - Syarifatul Hidayah

Tentu kita tidak asing lagi bukan mendengar kata sampah. apalagi untuk zaman di era modern ini, sampah termasuk masalah utama yang sering di perbincangkan di Negara-negara di seluruh dunia tidak hanya dinegara berkembang bahkan dinegara majupun sampah menjadi permasalahan besar. kenapa ? karena sampah menimbulkan banyak masalah terhadap lingkungan sekitar yakni lingkungan hidup. baik terhadap manusia,hewan,tumbuhan,serta kelangsungan ekosistem di muka bumi. sampah sendiri secara umum dibagi menjadi dua yakni sampah organic dan sampah anorganik. untuk sampah organic mungkin permasalahannya tidak sepelik sampah anorganik, dikarenakan sampah organic mampu diuraikan oleh  mikroorganisme contohnya adalah sampah daun,sayuran dll. nah… yang menjadi pusat perhatian saat ini adalah bagaimana cara memanfaatkan ataupun mengurangi sampah anorganik yang banyak menimbulkan dampak permasalahan terhadap lingkungan contohnya adalah sampah plastic. 

Sebagaimana yang diketahui, plastik yang mulai digunakan sekitar 50 tahun yang silam, kini telah menjadi barang yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Diperkirakan ada 500 juta sampai 1 milyar kantong plastik digunakan penduduk dunia dalam satu tahun. Ini berarti ada sekitar 1 juta kantong plastik per menit. Untuk membuatnya, diperlukan 12 juta barel minyak per tahun, dan 14 juta pohon ditebang. woww.. fantastis bukan ? bayangkan saja dalam satu hari kita dapat menghasilkan berapa banyak sampah plastic. Dari bangun tidur, mandi kita menggunakan sabun,odol,pembersih muka yang dibungkus plastic,saat membeli sarapan pagi,siang,malam, menggunakan kantong plastic, belum lagi membeli es, jajan beraneka warna menggunakan bahan yang terbuat dari plastic dirata-ratakan satu orang setiap hari menghasilkan 10 plastik. coba di hitung jika seluruh penduduk dunia menggunakan 10 plastik perhari tidak bisa dibayangkan berapa banyak plastic yang dihasilkan manusia. Konsumsi yang berlebih terhadap plastic ini pun mengakibatkan jumlah sampah plastik yang besar. Karena plastic  sendiri bukan berasal dari senyawa biologis yakni memiliki sifat sulit terdegradasi (non-biodegradable). Plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun hingga dapat terdekomposisi (terurai) dengan sempurna hingga dapat mencemari tanah, air, laut, bahkan udara. 

Hal inilah yang membuat banyak pihak mulai gencar melakukan banyak aksi untuk menyelamatkan lingkungan. ini di buktikan semakin banyaknya organisasi,komunitas, baik di dalam lingkup kampus maupun diluar kampus yang menyuarakan aksinya untuk mengurangi penggunaan sampah plastic. salah satu contohnya adalah aksi di hari-hari besar lingkungan hidup dengan menukar sampah plastic dengan totebag ataupun tumbler secara cuma-cuma. dilihat juga dari semakin banyaknya mahasiswa dari seluruh kampus di Indonesia yang mulai banyak membawa botol minum sendiri dari rumah untuk mengurangi penggunaan botol air kemasan. bahkan pemerintah Indonesia telah menetapkan plastic berbayar yang dimulai dari tahun 2016 di seluruh supermarket di Indonesia. meski ini dilihat kurang efektif setidaknya masyarakat mengerti bahwa betapa bahaya sampah plastic terhadap lingkungan. 

Dari semua pemaparan dari sampah anorganik terlihat bahwa banyak mudhoratnya dari pada manfaatnya. hal ini tidak berlaku untuk sebagian masyarakat yang mempunyai cara pandang berbeda. mereka melihat sampah merupakan berkah bagi hidupnya. ini telah banyak dibuktikan dari beberapa orang kreatif yang telah banyak memperoleh berkah dari sampah. sebut saja contohnya seorang polisi di Kota Malang yang menjadi perbincangan hangat di berbagai media televisi dan Koran. Bukan karena dia korupsi ataupun terjerat masalah kriminal tetapi karena keikhlasannya mengumpulkan sampah dalam kerja sampingannya. Bayangkan saja seorang polisi yang notabennya merupakan aset Negara dengan gaji cukup untuk membiayai kehidupannya sehari-hari mengumpulkan, memilah,lalu menjual sampah untuk mendapatkan hasil. ini bukan dilihat dari hasilnya melainkan dari keikhlasan dia akan pedulinya terhadap lingkungan. Dia mempunyai pemikiran mulia dimana mempunyai penghasilan halal lebih berkah bagi dirinya dan kelurganya. 

Ini juga berlaku bagi seorang pemuda dari Kalimantan dimana ia mendapatkan berkah dari sampah yang ia tekuni. bahkan sampah dijadikan ladang bisnis olehnya. ini dilihat saat ia baru lulus Sekolah Menengah Atas di Kalimantan ia tidak melanjutkan kuliah melainkan menekuni bidang bisnis penghancuran sampah plastic menjadi biji-biji plastik (dalam bahasa jawa pelet ) untuk di ekspor ke luar negeri seperti china dll. Biji-biji plastic itu digunakan kembali untuk membuat mainan anak,handphone dll yang terbuat dari plastik. Awalnya dia terinspirasi dari banyaknya sampah plastic dan botol kemasan berserakan tanpa ada yang memanfaatkan. Ini yang membuatnya mempunyai pemikiran yang berbeda dari anak lulusan SMA lainnya hingga menunda kuliah demi menenuki bisnis ini. Omset yang diperoleh perbulan mencapai ratusan juta rupiah loh. wow…bisnis yang menggiurkan. dan kini ia telah berkuliah di bidang manajemen bisnis di salah satu universitas dengan biaya sendiri dari hasil memanfaatkan sampah. 

Oleh karena itu kita sebagai manusia yang hidup dari bumi dan tinggal di bumi hingga mengirup oksigen dengan bebas di bumi di haruskan menjaga dengan sebaik-baiknya agar umur kita dan umur bumi lebih panjang. Setidaknya apabila kita belum mampu membuat sampah menjadi berkah, kita memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan salah satunya dengan mengurangi penggunaan sampah anorganik terutama plastik di kehidupan sehari-hari. Saatnya kita bergerak karena manusia modern bijak menggunakan sesuatu untuk menyelamatkan bum. Kalau tidak sekarang kapan lagi? kalu tidak kita siapa lagi ? Salam Lestari.

Konsumen Cerdas dengan Gaya Hidup Ramah Lingkungan - Moch. Chafidh Sabilur Rosyat


Saat ini, banyak orang-orang tidak memikirkan dampak lingkungan yang terjadi dimasa yang akan datang seperti membuang sampah sembarangan, menggunakan air serta listrik secara cuma-cuma dan menggunakan plastik ketika berbelanja serta membeli/memilih produk secara mudah. Nah, Setelah kita ketahui semua itu apakah kita tidak mau untuk membuang sampah pada tempatnya, menghemat energi listrik dan air, dan juga menggunakan reusable bag (totebag) pada saat berbelanja dan membeli produk yang berlabel dan tentunya ramah lingkungan. Nah, artikel ini membahas tentang cara menjadi konsumen yang baik dan cerdas dalam memilih produk dan tentunya gaya hidup cerdas serta ramah lingkungan.

Indonesia saat ini sudah menetapkan Indonesia bebas sampah 2020 dengan cara membayar kantong plastik seharga Rp. 200 yang sudah dilaksanakan oleh beberapa instansi minimarket, supermarket dan mal. Itu bertujuan untuk mengurangi sampah plastik yang berada di Indonesia saat ini. Tetapi, banyak orang yang enggan melakukan hal tersebut dikarenakan mereka tidak mau susah, ribet dan hanya menginginkan cara yang praktis. Apakah sobat enviro UINSA seperti itu? Kalau bisa jangan. Usahakan membawa reusable bag (totebag) alias tas ramah lingkungan untuk meminimalisir penggunaan plastik. Lebih kece mana kantong plastik atau reusable bag? Yang pasti lebih kece menggunakan reusable bag kece karena bisa digunakan berkali-kali sesuka hati. Sobat enviro UINSA pasti tidak akan malu lagi kalau sedang berbelanja produk-produk kebutuhan sehari-hari serta jadikan kebiasaan ini menjadi gaya hidup dalam keseharian sobat enviro UINSA.
Tidak hanya menggunakan reusable bag saja yang haru dijadikan gaya hidup sehari-hari tetapi, dengan menjadi konsumen cerdas juga dalam memilih produk yang berlabel. Misalnya ASC dan MSC adalah produk olahan ikan, RSPo adalah produk kelapa sawit contohnya: produk-produk minyak goreng dan yang terakhir FSC untuk produk dari hutan contohnya: kertas. Gunanya label atau sertifikat tersebut adalah jika sobat enviro UINSA membeli produk yang berlabel tersebut, maka secara otomatis sobat enviro UINSA membantu dan mendukung untuk melestarikan lingkungan yang ada dibumi ini. Apakah sobat enviro UINSA sudah melakukan hal tersebut? Apakah ketika membeli produk melihat harga, kualitas atau labelnya? Percuma kualitas bagus serta harga mahal tapi tidak ada sama sekali manfaat bagi lingkungan kita sendiri. Lebih baik berlabel dan murah tapi mempunyai manfaat untuk lingkungan kedepannya.

Setelah sobat enviro UINSA sudah melihat hal tersebut, apakah sobat enviro sudah berfikir ulang untuk menjadi konsumen yang cerdas untuk lingkungan kita? Itu harus dilakukan untuk kebaikan bumi kita kedepannya. Gunakan terus reusablebagkemana pun sobat enviro belanja untuk meminimalisir penggunaan plastik serta sampah plastik dan pilihlah produk-produk yang berlabel agar sobat enviro turut berpartisipai dalam melestarikan lingkungan. Setelah semua sudah dilakukan, para sobat enviro UINSA mendapat julukan sebagai konsumen cerdas dan jadikan kebiasaan ini menjadi gaya hidup sehari-hari.Kalau bukan kita siapa lagi karena kita adalah pemuda sebagai kunci masa depan. Ayo selamatkan diri sendiri dengan merawat bumi dan memulai dengan hal-hal kecil seperti diatas.

“BUMI” Tak Kan Mati - Anisatus Sa’iedah

Bumi, satu kata yang banyak dibicarakan dalam berbagai bidang keilmuan. Dalam Ilmu Tauhid dibahas bahwa “bumi” beserta isinya merupakan bukti adanya Allah, dalam Ilmu Tasawwuf akan dibahas bagaimana etika kita terhadapnya, dalam Ilmu Sains dibahas lebih detail lagi mengenai “bumi” beserta komponen-komponen penyusunnya, dan dalam al-Qur’an pun begitu banyak membahas tentang “bumi” mulai proses penciptaannya sampai proses kehancurannya. Bumi, objek yang tidak akan pernah selesai dibicarakan hanya dengan 1 sudut pandang.
 
Jika kita memutar memori pada suatu masa dimana menghafal merupakan suatu solusi untuk mengingat materi yang disampaikan oleh guru, yaitu masa SD, maka kita akan ingat bagaimanahafalan tentang macama-macam planet yang terdapat di galaksi bima sakti mulai Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus dan Pluto. Kita akan mengingatnya di luar kepala, dan waktu itu juga kita tahu bahwa planet yang hanya bisa dijadikan sebagai tempat hidup hanya planet bumi, planet yang kita tempati saat ini. Dengan sabar guru menjelaskan untuk menjaga bumi ini melalui hal sederhana seperti tidak membuang sampah sembarangan.

Sepuluh tahun kemudian kita dihadapkan dengan persoalan dimana bumi yang dulu hijau penuh dengan pohon dan kesejukan udaranya di pagi hari sudah tidak kita dapatkan lagi, hanya tinggal beberapa daerah yang masih tetap asri. Berbagai persoalan mulai menimpanya mulai bencana banjir, gempa bumi, tsunami, hingga kasus mencairnya es di kedua kutub dan membuat berbagai negara di dunia mulai hawatir memikirkan hal tersebut. Semua yang terjadi adalah akibat dari tangan manusia, dan hal tersebut sudah dijelaskan dalam al-Qur’an bagaimana manusia merupakan mahluk yang akan merusak bumi. 

Ada bayak gerakan, komunitas, paguyuban dan organisasi yang mengajak untuk tidak merusak bumi dan berusaha menjadikan bumi hijau kembali. Lantas apakah semua itu berhasil ?, apakah bisa bumi diperbaiki lagi dengan kondisnya sekarang yang begitu mengenaskan ?. Apakah masih ada kesempatan untuk membuatnya kembali seperti dulu, seperti waktu dimanamanusia sangat menghormati bumi dan isinya dan takut merusaknya ?. Semua pertanyaan tersebut menjadi beban dan amanah bagi kita untuk terus melakukan perbaikan.

Perjalanan bumi masih panjang. Bumi tidak seperti manusia atau mahluk lainnya yang umurnya hanya puluhan tahun. Bumi dibutuhkan oleh mahluk, berbagai generasi akan tinggal di bumi. Jangan biarkan bumi mati sedangkan anak cucu kita masih ingin merasakan hidup di dalamnya, ingin merasakan rindangnya pepohonan dan kesejukan udaranya. Ingin merasakan dinginnya salju dan panasnya udara tanpa ada beban pencemar di dalamanya. Bumi tidak akan mati jika kita merawatnya dengan baik, biarkan anak cucu kita merasakan kenikmatan yang telah diberikan bumi kepada kita. So, kembalikan bumi pada fithrahnya.

Si Pipa Ajaib - Iko Vanindra Rachman

Kira-kira apa yang ada dibenak kalian waktu lihat pipa,pasti Cuma “sesuatu” yang panjang,ada lubang di ujung-ujungnya dan biasanya digunakan buat jalan aliran air.

Hem..Kayaknya kita mesti merubah presepsi kita selama ini deh. Karena ternyata pipa dapat dimanfaatkan dari sisi lain loh. Saat saya kebetulan mengambil skhun di sekolah tercinta yaitu SMA 13 surabaya mata saya langsung tertujuh pada pipa pipa yang ada disepanjang lorong sekolah . Ternyata Para kader lingkungan memanfaatkan “si jalan aliran air” ini menjadi salah satu media menanam. Ternyata inovasi ini benar-benar mengguntungkan,karena selain murah, bahan-bahan yang digunakan juga mudah di dapatkan. Tak hanya cukup disitu saja, kelebihan “si pipa ajaib”ini ditambah dengan cara pembuatannya yang begitu simple tetapi menarik untuk dijadikan sebagai pencuci mata di taman-taman sekolah.

Masih tidak percaya?

Coba aja tenggok foto sekeliling taman SMAN 13 Surabaya.Di sana sudah terjejer berpuluh-puluh “si pipa ajaib” yang telah dikreasikan segala rupa pada tanggal 27 mei 2016 kemarin. Kejadian ini lebih tepatnya terjadi saat pelajaran PLH (Pendidikan Lingkungan Hidup). 

Awalnya para siswa dibimbing oleh guru PLH untuk melubangi pipa dibagian sisi-sisinya. Karena pekerjaan ini cukup memerlukan tenaga, makanya kegiatan ini dilakukan oleh siswa laki-laki. Nah, sekarang gantian siswinya yang bekerja. Tugasnya mudah kok, Cuma menaruh pipa yang sudah dimodifikasi kedalam pot kemudian memenuhi pot dan pipa dengan tanah yang sudah dicampur sekam kering dan pupuk. Eits..tapi mereka tidak lupa membasahi tanahnya dengan air lho...

Saatnya melakukan tugas pokok nih, yaitu menanam bibit pada lubang-lubang pipa. Bagian ini bisa dibilang gampang-gampang susah. Karena kalau salah, fatal akibatnya. Bisa-bisa tanamannya tidak tumbuh.
Huft…akhirnya selesai juga pekerjaan teman-teman kita ini, tapi tetap donk setelah kotor-kotoran teman-teman kita ini juga cuci tangan. Kan kebersihan sebagian dari iman. ..
“Kegiatan ini benar-benar positif buat mereka. Karena dari sini mereka tidak hanya belajar bercocok tanam dengan cara unik, namun kita juga belajar melatih kesabaran dan kerjasama yang baik dengan teman-teman kelompok.”kata indra salah satu siswa kelas X6 saat saya mencoba mewawancarainya kemarin saat mengambil skhun.
 
Eits…ketinggalan, jangan lupa disiram secara rutin ya. Biar tidak mati tanamannya.Kan sayang sudah susah payah buat,tapi tidak sukses prakteknya.